Hujanku dulu dan Kini

Cara alami menenangkan diri
saat dimana semua sunyi
bayanganmu yang sudah tak nampak lagi
hujan dimalam hari
menyiratkan kenanganku dikala itu
yang kini aku termangu di atas sepi

Setiap orang memiliki perasaan tersendiri ketika hujan, karunia alam yang sangat menyejukan bagi masing-masing jiwa, ada kalanya mempunyai cerita yang tak nampak namun selalu teringat ketika hujan tiba....

terutama bagi diriku sendiri, kala hujan turun di malam hari, memori indah di masa kecil langsung sangat jelas terbayang, dimana di depan rumah bersama tetangga bermain asyik riang berlarian kesana-kemari. Hujan tak menghalangiku dan kawan-kawanku yang notabene tetangga dekat bermain bersama, terlebih dimalam hari. Alhamdulilah kebahagiaan itu terasa hingga dewasa sekarang.



Para orang tua jaman dulu tidak sehawatir orang tua jaman sekarang, mungkin emak dan bapaku juga mengalami hal yang sama dan merasakan tidaklah ada efek samping berlebihan kala anak bermain di derai hujan lebat. Petir yang kuat menggelegar menjadi bumbu kenangan tambahan sendiri bagi kami anak-anak kampung yang sudah sibuk aktifitas di kota ini. Orang tua tidak takut suara petir, tapi anak-anak sangat takut, dari kejauhan anak-anak bermain di tengah halaman rumah, sontak seketika langsung lari ketika mendengar petir yang suaranya memekakan telinga, bergegas tanpa basa-basi memeluk orang tua. yah.....begitulah asyiknya, suara alam dari tuhan itu mendekatkan anak dengan orang tuanya, memeluk penuh harap akan perlindungan, belaian ibunda sambil diiringi ketawa melihat anaknya yang pasca ketakutan itu menjadi ingatan keheranan tersendiri kala itu.

Sekarang aku tahu, tak perlu semahal yang kita bayangkan untuk mendapatkan kebahagiaan, sejatinya masih bisa dilakukan masa kini, karena karunia Tuhan berupa hujan ini tak pernah berhenti, sampai saya tuliskan kenangan ini dalam keadaaan hujan mengguyur di luar kamar bersama kenyamanan menulis memori apa yang sangat dirindukan dulu. Kadang sesekali saya lakukan tingkah lakuk semasa kecil hujan-hujan demi mengingat memori yang lama, meski agak sedikit canggung karena mengingat usia sudah melampaui remaja, ditambah lingkungan tak seramai dulu di kampung membersamai kawan-kawan membasahkan diri berlarian riang tanpa ragu.

Kini, Aku hanya bisa menitip salam pada angin yang membersamai hujan dengan tengah kerinduan mendalam. menantikan tanggal dimana adalah timing yang pas untuk menyapa kampung halaman, meski nanti tahu tanpa seorang teman ketika disana nanti, karena semuanya tercerai beraikan oleh keadaan. Sama-sama mencoba dititik pertemuan kedewasaan saling berbagi cerita nantinya, dapat apakah selama perjalanan.


Comments

Popular posts from this blog

Teknik Panahan Horsebow, ternyata ada yang dari Jawa

Poin Sukses Sebelum Lulus Kuliah

Menikmati Proses Pengalaman dunia Keorganisasian